Rabu, 07 Desember 2016

teknologi dan komunikasi



A.     Teknologi Pendidikan/Pembelajaran
Secara historis, bidang ini disebut juga sebagai “Teknologi Pendidikan” atau “Teknologi Pembelajaran”. Mereka yang setuju dengan istilah Teknologi Pembelajaran mempunyai dua pendapat. Pertama, karena kata “Pembelajaran” lebih sesuai dengan fungsi teknologi. Kedua, karena kata “Pendidikan” lebih sesuai untuk hal-hal yang berhubungan dengan sekolah atau lingkungan pendidikan. Banyak yang beranggapan bahwa istilah “Pembelajaran” tidak hanya mencakup pengertian pendidikan mulai TK sampai SLTA, melainkan juga mencakup situasi pelatihan (training). Menurut Knirk dan Gustafson (1986) kata “Pembelajaran” khususnya berkenaan dengan permasalahan belajar dan mengajar, sedangkan “Pendidikan” terlalu luas karena mencakup segala aspek pendidikan.
            Sebaliknya mereka yang setuju dengan istilah “Teknologi Pendidikan” berdalih bahwa karena pembeljaran (instruction) dianggap oleh banyak orang sebagai bagian dari pendidikan, maka sebaiknya dipakai istilah yang memberikan cakupan yang lebih luas (AECT: 1977; Saettler, 1990). Mereka beranggapan bahwa kata “Pendidikan” merujuk pasa aneka ragam lingkungan belajar, termasuk belajar di rumah, di sekolah, di tempat kerja. Sedangkan kata “Pembelajaran” hanya merujuk paada hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekolah saja.
            Kedua kelompok nampaknya menggunakan alasan yang sama untuk membenarkan istilah masing-masing. Ada juga kelompok lain yang bertahun-tahun menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian. Menurut catatan Finn tahun 1965, hal ini sudah berlangsung hampir tiga puluh tahun.  Istilah “Teknologi Pendidikan” lebih lazim digunakan di Inggris dan Kanada; sedang “Teknologi Pembelajaran” saat ini lebih banyak digunakan di Amerika Serikat.
            Definisi yang ditetapkan oleh AECT tahun 1977 juga membedakan “Teknologi Pendidikan” dengan “Teknologi Pembelajaran” dan “Teknologi dalam Pendidikan” tergantung dari lingkup masing-masing istilah. Pada tahun 1977, istilah “Teknologi Pendidikan” digunakan untuk menjelaskan bagian (subset) pendidikan yang menyangkut segala aspek pemecahan permasalahan belajar manusi melalui proses yang rumit dan saling berkaitan. Dengan demikian, “Teknologi Pendidikan” mencakup pengertian belajar melalui media massa serta sistem pelayanan pembelajaran (support system for instruction) termasuk sistem pengelolaan (management). “Teknologi dalam Pendidikan” digunakan untuk menjelaskan penerapan teknologi pada sistem pelayanan pendidikan (support system for education) seperti pelaporan nilai, penjadwalan dan keuangan. Teknologi Pembelajaran didefinisikan sebagai bagian (subset) dari Teknologi Pendidikan dengan alas an bahwa instruksi (atau pembelajaran) merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat terarah (purposive) dan terkendali (controlled) saja.
            Sejak tahun 1977 perbedaan antara ketiga istilah tersebut telah menghilang. Kini ketiga istilah tersebut dipakai untuk menjelaskan penerapan proses dan sarana (tools) teknologi dalam memecahkan permasalahan belajar dan pembelajaran. Sekarang profesi ini makin lama makin memusatkan kegiatannya dan konsep-konsepnya ke arah pembelajaran, meskipun pembelajaran tersebut lebih bersifat sekali-kali atau tidak langsung, daripada yang sengaja disusun dan diawasi.
Dengan perkataan lain, penekanan pada aspek-aspek yang menyangkut permasalahan pendidikan menjadi berkurang dan pada pembelajaran yang disengaja maupun yang tidak disengaja menjadi semakin bertambah. Oleh karena itu, sukarlah untuk mempertahankan pendapat bahwa “Teknologi Pembelajaran” dan “Teknologi dalam Pendidikan” merupakan bagian (subset) dari “Teknologi Pendidikan”.
            Pada saat ini istilah “Teknologi Pendidikan” dan “Teknologi Pembelajaran”digunakan secara bergantian oleh kebanyakan insane profesi dalam bidang ini. Karena istilah “Teknologi Pembelajaran” (a) dewasa ini lazim dipakai di Amerika Serikat, (b) mencakup banyaknya lingkungan pemanfaatan, (c) menggambarkan fungsi teknologi dalam pendidikan secara lebih tepat, dan (d) dalam satu batasan dapat merujuk, baik pada belajar maupun pembelajaran, maka istilah “Teknologi Pembelajaran” digunakan dalam definisi 1994 ini, meskipun kedua istilah tersebut dianggap sinonim.
Menurut Puskur Diknas Indonesia, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)    mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
a.       Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
b.      Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang  segala kegiatan  yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media 

B.     Hakikat Komunikasi
Apa yang dimaksud komunikasi? Secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima pesan dengan maksud untuk memengaruhi penerima pesan.
            Dari konsep di atas paling tidak ada dua hal yang memaknai komunikasi. Pertama, komunikasi adalah suatu proses, yakni aktivitas untuk mncapai tujuan komunikasi itu sendiri. Dengan demikian proses komunikasi terjadi bukan secara kebetulan, akan tetapi dirancang dan diarahkan kepada pencapaian tujuan. Kedua,dalam proses komunikasi selamanya melibatkan tiga komponen penting, yakni sumber pesan,yaitu orang yang akan menyampaikan atau mengomunikasikan sesuatu, pesan itu sendiri atau segala sesuatu yang ingin disampaikan atau materi komunikasi dan penerima pesan, yaitu orang yang akan menerima informasi. Ketiga komponen tersebut merupakan komponen dasar dalam proses komunikasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar