MAKALAH
PENGANTAR ANTROPOLOGI
KEPRIBADIAN MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN
DOSEN: MUSAHWI, S.SOS,
M.SOSIO
NAMA: AVIVI SYAFIRA
NIM: 2290150050
PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat, bimbingan, dan
perkenan-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dan kepada semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung
yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Makalah ini dibuat sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Antropologi.
Dengan judul, Kepribadian Masyarakat dan
Kebudayaan.
Makalah
ini disusun sesuai dengan indikator pembelajaran yang diharapkan dapat membantu
kita dalam memahami kepribadian masyarakat
dan kebudayaannya.
Makalah
ini akan membahas
beberapa hal,
yaitu:
1. Faktor
pembentuk kepribadian manusia
2. Kebudayaan dominan dan
tipologi manusia
Saya
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari dosen pembimbing dan
teman-teman sangat saya harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan makalah
selanjutnya.
Serang,
November 2015
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...........................................................................................................................1
BAB
I
Pendahuluan...............................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.3. Tujuan..................................................................................................................................3
BAB
II
Pembahasan................................................................................................................................4
A. Pengertian
Kepribadian.........................................................................................................4
B. Unsur-unsur
Kepribadian......................................................................................................6
C. Macam-macam
Kepribadian.................................................................................................7
D. Faktor-faktor
Pembentuk Kepribadian..................................................................................8
E. Kebudayaan
Dominan..........................................................................................................12
F. Tipologi
Manusia................................................................................................................13
BAB III
Kesimpulan..............................................................................................................................16
Daftar
Pustaka..........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Selalu
ada hal yang menarik yang terdapat dalam masyarakat. Termasuk keberanekaragaman
manusia didalamnya. Kepribadian yang mereka miliki menjadi identitas dirinya hingga bangsanya. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap individu memiliki keunikannya masing-masing. Kebudayaan menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi kepribadian. Bagaimana individu atau sebuah
kelompok hidup tidak dapat lepas dari kebudayaan. Hingga muncul sebuah
kebudayaan dominan pada suatu masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang
mempengaruhi kepribadian manusia?
2. Apa itu kebudayaan
dominan dan tipologi manusia?
1.3. Tujuan
1. Dapat memahami
faktor pembentukan kepribadian manusia.
2. Dapat memahami
proses terciptanya kebudayaan dominan dan tipologi manusia.
3. Sebagai pemenuhan
tugas untuk mata kuliah Pengantar Antropologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kepribadian
Horton, kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan
temperamen seseorang.
Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen itu akan
terwujud dalam tindakan
seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu.
Setiap orang mempunyai kecenderungan berperilaku yang baku, atau berpola dan
konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
Schaefer & Lamm, kepribadian sebagai keseluruhan ciri-ciri unik, perilaku, pola
sikap, dan kebutuhanseseorang.
Pengertian pola adalah sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau dikatakan pola sikap, maka sikap tersebut telah baku, berlaku terus-menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi. perilaku yang sudah baku, yang cenderung ditampilkan seseorang jika ia dihadapkan pada situasi kehidupan tertentu juga merupakan pengertian dari pola perilaku. Individu manusia yang pada dasarnya memiliki kepribadian pemalu cenderung menghindarkan diri dari kontak mata dengan lawan bicaranya.
Pengertian pola adalah sesuatu yang sudah menjadi standar atau baku, sehingga kalau dikatakan pola sikap, maka sikap tersebut telah baku, berlaku terus-menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang dihadapi. perilaku yang sudah baku, yang cenderung ditampilkan seseorang jika ia dihadapkan pada situasi kehidupan tertentu juga merupakan pengertian dari pola perilaku. Individu manusia yang pada dasarnya memiliki kepribadian pemalu cenderung menghindarkan diri dari kontak mata dengan lawan bicaranya.
Sujanto, Kepribadian merupakan suatu totalitas psikofisis yang rumit dari individu,
sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.
Kartini dan Dali, Kepribadian adalah tingkah laku khas dan sifat seseorang yang membuatnya
berbeda dengan orang lain.
Kemudian, kepribadian dapat juga berarti integrasi
karakteristik dari pola, minat, tingkah laku, potensi, minat, pendirian,
kemampuan dan struktur-struktur yang dimiliki seseorang; Kartini, kepribadian
adalah segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang
lain.
Allport,
kepribadian sebagai
susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang
menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan.
Sistem psikofisik yang dimaksud Allport meliputi
sikap, keyakinan, keadaan emosional, keyakinan dan nilai. Selain itu termasuk
juga perasaan dan motif yang bersifat psikologi akan tetapi memiliki dasar
fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik anak secara umum.
Koetjaraningrat, bahwa kepribadian adalah beberapa ciri watak
yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalam
bertingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang berbeda
dengan orang lain.
Cuber, kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan
terlihat oleh seseorang.
Browen, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi opini,
sikap, corak kekuatan, keinginan, dan dorongan seseorang.
Theodore, kepribadian adalah organisasi sikap-sikap/ prespositons yang
seseorang miliki sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Jadi,
kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalam diri setiap orang, yang
menjadikannya berbeda satu sama lain, yang ditunjukan dengan tingkah laku, dan
menjadi identitas yang ditunjukan kepada
oranglain.
B.
Unsur-unsur
Kepribadian
1.
Pengetahuan
Unsur yang
bersumber dari pola fikir yang rasional. Berupa gambaran atau pandangan diri
(persepsi) seseorang terhadap suatu hal.
- Perasaan
Unsur
yang terdapat dalam alam
kesadaran manusia yang dapat bersifat
positif maupun negatif terhadap suatu hal atau keadaan yang terjadi
akibat dari persepsi.
- Naluri atau Dorongan
Unsur
yang sudah terkandung dalam organ dan khususnya dalam gennya sebagai sebuah
keinginan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan hidup, baik yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah.
C.
Macam-macam
Kepribadian
1.
Kepribadian
Individu
Kepribadian
ini terjadi pada seseorang atau individu yang terbentuk dari pengetahuan,
perasaan, dan naluri lalu menyebabkan satu tingkah laku berpola yang disebut
kebiasaan.
2.
Kepribadian
Umum
Kepribadian
ini terjadi pada sebagian besar atau sekelompok masyarakat yang dipengaruhi
oleh adat istiadat atau sistem kebudayaan yang sama selama masa tumbuhnya.
3.
Kepribadian
Barat dan Kepribadian Timur
Pada
awalnya istilah kepribadian manusia yang berasal dari kebudayaan barat dan
kepribadian manusia yang berasal dari kebudayaan timur terdapat dalam
tulisan-tulisan para sarjana sejarah kebudayaan, para pengarang karya sastra
dan penyair Eropa Barat ketika menyinggung pandangan hidup manusia yang hidup
dalam kebudayaan-kebudayaan Asia seperti kebudayaan Islam, Hindu, Budha, dan
Cina yang lokasi geografinya memang disebelah timur Eropa. Kemudian para
pengarang Eropa berkenalan dengan kebudayaan-kebudayaan lain di Asia seperti
kebudayaan Parsi, kebudayaan Thai, kebudayaan Jepang, atau kebudayaan
Indonesia, maka pandangan hidup dan kepribadian manusia yang hidup didalam
kebudayaan-kebudayaan tersebut dinamakan Kepribadian Timur. Lalu timbul dua
konsep yang kontras, yaitu Kepribadian Barat, yang merupakan kebudayaan yang
berasal dari Eropa Barat dan Kepribadian Timur, yaitu semua kebudayaan yang
bukan berasal dari Eropa Barat.
D.
Faktor-faktor
Pembentuk Kepribadian
1.
Lingkungan
Prenatal
Merupakan lingkungan yang berasal dari dalam kandungan
ibu.
Sebelum
dilahirkan, seorang anak manusia berada dalam kandungan selama kira-kira
sembilan bulan sepuluh hari. Selama masa itu, terdapat beberapa hal yang dapat
memengaruhi perkembangan calon individu. Seperti penyakit yang diderita sang
ibu yang kemudian dapat mempengaruhi
pertumbuhan mental calon anak. Dan perlakuan terhadap kandungan itu sendiri,
seperti jika ibu hamil mengalami keadaan yang menimbulkan keterkejutan pada
kandungannya, akan membuat calon anak mengalami keterlambatan berfikir. Atau
dengan diperdengarkan musik klasik yang dipercaya akan membuat calon anak
menjadi cerdas. Hal itu dapat menentukan kepribadian seseorang.
2.
Keturunan
Merupakan
keseluruhan potensi yang diwarisi oleh seseorang dari orang tuanya.
Warisan
biologis berpengaruh penting dalam membentuk beberapa ciri kepribadian
seseorang. Berikut ini akan dijelaskan tiga faktor keturunan yang paling
menonjol.
- Ciri Fisik-Biologis. Secara biologis, setiap manusia memiliki ciri-ciri fisik berbeda yang diwarisi dari orang tuanya. Ada orang yang berbadan tinggi dan gagah, namun ada pula yang kecil dan pendek. Perbedaan fisik-biologis seperti itu dapat memengaruhi ciri kepribadiannya. Orang bertubuh kecil dan pendek mungkin memiliki sifat rendah diri, atau paling tidak merasa tidak seberuntung orang yang berbadan tinggi dan gagah. Demikianlah cara berpengaruhnya faktor biologis terhadap kepribadian seseorang. Tentu saja tidak selalu seperti gambaran tersebut. Ada juga orang yang bertubuh kecil dan pendek, tetapi memiliki rasa percaya diri yang besar, terutama apabila sejak kecil lingkungan mengajarinya menjadi orang yang percaya diri.
- Ciri Psikologis. Sebagian dari sifat dasar yang diwariskan orang tua adalah faktor kejiwaan (psikologis). Unsur-unsur kejiwaan terdiri dari temperamen, emosi, nafsu, dan kemampuan belajar. Temperamen adalah perangai, sifat, atau watak yang ditandai dengan mudah atau tidaknya seseorang terpancing amarahnya. Ada orang yang dikenal dengan temperamen tinggi atau mudah marah. Emosi berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan sedih atau gembira. Orang emosional tidak selalu berarti orang yang cepat atau suka marah. Orang yang mudah terharu melihat adegan sedih dalam film juga termasuk orang yang emosional. Nafsu adalah keinginan kuat ke arah suatu tujuan. Nafsu ada yang mengarah pada tujuan positif, seperti nafsu makan, nafsu menjadi orang sukses, dan lain-lain. Namun ada pula nafsu ke arah tujuan negatif, misalnya nafsu serakah dan keinginan untuk menang sendiri.
- Tingkat Kecerdasan. Salah satu bagian kepribadian yang diwarisi dari orang tua adalah kemampuan belajar atau tingkat kecerdasan. Menurut hasil suatu penelitian, kecerdasan seorang anak mirip atau hampir sama dengan tingkat kecerdasan orang tua kandungnya. Apabila seorang anak diasuh oleh orang tua angkat, tingkat kecerdasan orang tua angkat tidaklah berpengaruh. Setiap orang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda. Para ahli ilmu jiwa menggolongkan tingkatan-tingkatan itu menjadi idiot, debil, embisil, moron, normal, pandai, supernormal, dan genius. Rata-rata orang memiliki kecerdasan normal, hanya sedikit orang yang memiliki tingkat kecerdasan di atas normal (genius) atau di bawah normal (idiot).
3.
Faktor Lingkungan (Environment)
Ciri-ciri kepribadian seseorang
dalam hal ketekunan, ambisi, kejujuran, kriminalitas, dan kelainan merupakan
hasil pengaruh lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar
kita, baik keadaan fisik, sosial, maupun kebudayaan. Dengan demikian, ada tiga
faktor lingkungan yang dapat memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Namun, pengaruh ketiganya tidak berdiri sendiri.
- Lingkungan Fisik. Lingkungan fisik meliputi keadaan iklim, tipografi, dan sumber daya alam. Ketiganya dapat memengaruhi perilaku masyarakat yang tinggal di dalamnya. Keadaan iklim dan geografi suatu daerah memengaruhi perilaku seseorang. Tanah yang subur mampu mendukung kehidupan penduduk secara lebih baik. Kualitas hidup yang baik memengaruhi perilaku seseorang. Sementara itu, daerah yang tandus menyebabkan penduduknya miskin. Perilaku orang miskin jelas berbeda dengan perilaku orang berkecukupan. Keadaan lingkungan fisik juga berpengaruh terhadap karakter seseorang, misalnya kehidupan pada masyarakat pantai. Orang-orang yang tinggal di pantai berbicara dengan nada keras dan agak kasar. Hal tersebut akibat pengaruh suasana laut yang riuh oleh deburan gelombang. Mereka berbicara keras dan berwatak kasar karena dipengaruhi kehidupan yang keras di laut.
- Lingkungan Sosial. Unsur-unsur pembentuk lingkungan sosial adalah kebudayaan, pengalaman kelompok, pengalaman unik, sejarah, dan pengetahuan. Faktor lingkungansosial bersifat dinamis yang artinya faktor tersebut tidak bersifat permanen danakan terus mengalami perubahan. Unsur-unsur tersebut memberi pengaruhterhadap individu yang terlibat dalam lingkungan sosialnya. Pengaruh yangdiberikan kepada seorang individu. Hal seperti ini menyebabkan kepribadianyang muncul pada setiap individu juga berbeda-beda
4.
Faktor Kejiwaan
Faktor kejiwaan tidak bersumber pada
faktor biologis tetapi bersumber pada proses interaksi dan sosialisasi dengan
masyarakat. Sebagai hasil dari proses sosial, faktor kejiwaan yang berpengaruh
terhadap pembentukan kepribadian seseorang adalah terdiri atas motivasi dan
kebutuhan untuk berprestasi atau need for achievement yang disingkat n ach.
- Motivasi. Motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang melakukan tingkah laku tertentu. Motivasi ada yang berasal dari dalam diri seseorang (intrinsik) dan ada pula yang berasal dari luar (ekstrinsik). Setiap manusia memiliki dorongan untuk berusaha memenuhi kebutuhan dasarnya. Misalnya, kebutuhan untuk bergaul, kebutuhan berprestasi, kebutuhan untuk bebas dari rasa takut, dan lain-lain. Apabila motivasi itu muncul dengan sendirinya, berarti termasuk dorongan intrinsik. Akan tetapi, bila motivasi itu dibangkitkan oleh orang lain, maka disebut dorongan ekstrinsik. Motivasi mengarahkan perilaku seseorang. Misalnya, orang yang bermotivasi tinggi untuk berprestasi, perilakunya terarah pada usaha pencapaian prestasi. Dengan demikian hal-hal yang dipikirkannya pun mengarah ke cara-cara memperoleh prestasi. Motivasi juga membuatnya pantang menyerah walaupun mungkin beberapa kali mengalami kegagalan. Berbagai risiko yang merintangi tidak menyurutkan kegigihannya. Dengan demikian, motivasi telah membentuk pola tindakan, pola berpikir, dan semangat kerja seseorang. Itu semua merupakan bagian dari kepribadian.
- N ach. N ach adalah kebutuhan yang dimliki oleh setiap orang untuk berprestasi dalam lingkungan sosialnya. Bentuk-bentuk prestasi berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Bagi pelajar, bentuk n ach adalah berprestasi dalam bidang akademik, misalnya naik kelas atau lulus ujian. N ach muncul dari proses interaksi yang berkembang dan kompetitif. Bagi seseorang yang memiliki n ach akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian. Keinginan untuk terus berpretasi memunculkan kepribadian positif seperti tekun, pantang menyerah, optimis, dan sebagainya.
E.
Kebudayaan
Dominan
Kebudayaan dominan adalah kebudayaan
yang dihasilkan oleh individu-individu dengan kepribadian yang berbeda yang
merujuk pada satu kekuatan tertentu.
Hipotesis Kebudayaan Dominan (E.M.
Bruner) Terdiri atas tiga unsur yang berdiri sendiri, namun saling berhubungan
satu dengan yang lain:
1.
Demografi sosial ( rasio populasi,
tingkat heterogenitas), yaitu unsur yang menunjukkan bahwa satu wilayah dipengaruhi
oleh seberapa kuat peran atau kekuasaan masyarakat diwilayah tersebut. Seperti
misalnya, satu wilayah memiliki seorang pemimpin beserta jajarannya yang memang
asli berasal dari wilayah itu.
2.
Kemantapan atau dominasi kebudayaan
setempat, unsur ini menunjukkan seberapa kuat kebudayaan disuatu wilayah dapat
bertahan dan tetap mendominasi ditengah banyaknya budaya lain yang masuk.
3.
Keberadaan dan kekuatan sosial dan
pendistribusiannya, unsur ini menunjukkan seberapa kuat suatu kebudayaan, dan
keberadaan seseorang saat berada jauh dari ruang lingkupnya, atau tempat
asalnya.
F.
Tipologi
Manusia
Spranger
menggolongkan manusia kedalam enam tipe. Tipe-tipe ini termasuk tipe-tipe pokok
atau tipe-tipe ideal. Melalului tipe-tipe tersebut orang dengan cepat
menempatkan individu-individu yang dihadapinya paling dekat ke golongan atau
tipe yang mana.
Tipologi
Spranger merupakan pembagian tipe manusia berdasarkan kebudayaan. Tipe-tipe
manusia menurut Spranger adalah sebagai berikut:
|
No
|
Nilai kebudayaan yang dominan
|
Tipe
|
Tingkah laku dasar
|
|
1
|
Ilmu pengetahuan
|
Manusia Teori
|
Berpikir
|
|
2
|
Ekonomi
|
Manusia ekonomi
|
Bekerja
|
|
3
|
Kesenian
|
Manusia estetis
|
Menikmati keindahan
|
|
4
|
Keagamaan
|
Manusia Agama
|
Memuja/beribadah
|
|
5
|
Kemasyarakatan
|
Manusia Sosial
|
Berbakti/Berkorban
|
|
6
|
Politik/Kenegeraan
|
Manusia Kuasa
|
Ingin memerintah
|
Penjelasan
keenam tipe kepribadian manusia menurut Spranger itu adalah sebagai berikut:
Manusia Teori
Tipe manusia
ini merupakan intelektual sejati, manusia ilmu, dan tujuan perbuatannya ingin
mencapai kebenaran dan hakekat dari benda-benda. Manusia tipe ini menempatkan
peranan dominan dari kognisi/berpikir sebagai dasar dalam melakukan
aktivitasnya.
Beberapa
cirri manusia berdasarkan tipe ini pendiriannya yang relative objektif terhadap
segala sesuatu, gandrung mempelajari ilmu pengetahuan, logis, dan selalu
mencari kebenaran, memiliki pengertian yang jelas, serta membenci sebagai
bentuk kekaburan, kurang memperhatiakn segi estetik, kurang menghargai materi
sebagai kenyataan. Perhatian terhadap kehidupan sosial tidak besar, kurang
memiliki dorongan untk berkuasa. Orang dengan tipe ini tidak mudah memancing
kecemburuan sosial karena tidak mementingkan materi dalam hidup. Apabila orang
dengan tipe ini menjadi ahli dalam ilmu sosial, maka padangannya lebih objektif
dan tidak memihak meskipun terhadap golongan sendiri.
Manusia Ekonomi
Manusia tipe
ini mempunyai perhatian yang mengarah kepada kegunaan sesuatu hal, sehingga
orang dengan tipe ini selalu kaya dengan gagasan-gagasan praktis, menilai
sesuatu darisegi kegunaan serta nilai ekonominya. Prinsip utility banyak
mendasari tindakan orang-orang denga tipe ini. kegunaan dari sesuatu merupakan
tujuan tingkah lakunya dengan harapan memunyai kegunaan ekonomi bagi dirinya
sendiri.
Dalam
bentuknya yang ekstrim mereka dapat juga kikir atau sebaliknya dapat juga
sangat boros. Orang denga tipe ekonomik sangat mendasarkan kepada keuntungan
secara materi yang telah diperoleh.
Manusia Estetik
Manusia tipe
ini menghayati kehidupan seakan-akan tidak sebagai pemain tetapi sebagai
penonton. Orang dengan tipe ini menghayati dengan dua cara yaitu impresiomatik
yang pasif dan ekspresiomatik yang aktif mewarnai kesan yang diterima
dengan subjek aktivitasnya.
Manusia tipe
ini mempunyai kecenderungan indvidualisme. Manusia tipe ini kurang bisa
menghadapi tuntutan praktis dalam kehidupannya dan lebih mementingkan
keindahan.
Manusia Sosial
Hal yang
menonjol pada manusia tipe ini adalah besarnya kebutuhan akan resonansi dari
sesama manusia untuk hidup bersama dengan orang lain dan mengabdikan diri untuk
kepentingan bersama.
Cinta
terhadap sesama baik secara individu maupun secara sosial, inilah nilai
tertinggi yang mendasari pandangannya.
Manusia Politik
Dorongan
yang ada pada orang dalam tipe ini adalah mengejar kekuasaan dan berkuasa atas
manusia lainnya. Orang lain bagi manusia tipe ini hanyalah sebagai objek
kekuasaan.
Perwujudan
dari sikap politik ini bisa berupa keinginan untuk lepas dari kekuasaan orang
lain, bebas dari paksaan dan tuntutan otoritas. Seringkali bisa terjadi
manipulasi keadaan demi suatu tujuan politik yang terselubung. Hal ini sering
menyulitkan untuk membedakan suatu tingkah laku apakah didasari oleh nilai
sosial atau nilai politik.
Manusi Religius
Nilai yang
paling tinggi pada manusia tipe ini adalah pencarian terhadap nilai tertinggi
daripada kebendaan hidup didunia. Pandangan mereka bahwa dirinya hanyalah
bagian kecil dari suatu totalitas yang lebih besar.
Pencarian
keselarahan bagi kehidupan rohaniah antara pengalaman batin dengan arti hidup
dan mencari kausa prima adalah dasar perilakunya.
Keenam nilai
diatas merupakan suatu profil manusia yang dimiliki oleh seorang individu dan
nilai tersebut akan memberi cirri atau karakteristik tertentu pada
kepribadian individu yang berbeda dengan individu lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian
diatas daapat disimpulkan bahwa terbentuknya kepribadian dipengaruhi oleh 4
faktor, yaitu:
1.
Prenatal
2.
Keturunan
3.
Lingkungan, dan
4.
Kejiwaan
Lalu, kepribadian
menjadikan masyarakat beraneka ragam dan berinteraksi yang kemudian merujuk
pada satu kekuatan tertentu dan terciptalah sebuah kebudayaan dominan yang
dihidup ditengah masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat.
2013. Pengantar Ilmu Antropologi.
Jakarta: RINEKA CIPTA
Yusuf, Syamsu
dan A. Juntika Nurihsan. 2011. Teori
Kepribadian. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Indonesia dengan PT. REMAJA ROSDAKARYA
http://www.kompasiana.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar