Rabu, 07 Desember 2016

Konsep Dasar dan Analisi Sosiologi



Konsep Dasar dan Analisi Sosiologi
Batasan sedarhana sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Terdapat lima konsep dasar sosiologi yang lazim digunakan dalam menganalisis masyarakat yaitu :
a.       Struktur Sosial
Pola-pola hubungan sosial (misalnya perkawinan), posisi-posisi sosial (misalnya sebagi kyai), dan jumlah penduduk menurut kategori sosial tertentu (misalnya jumlah dokter per 1.000 orang penduduk)
b.      Tindakan Sosial
Cara bagaiman individu dan group sosial mencoba membuat kehidupan sosialnya menjadi seperti yang diinginkan dan, dalam konteks itu, bagaimana anatar satu dengan yang lain individu atau group sosial terdapat hubungan kesaling ketergantungan.
c.       Integrasi Fungsional
Kesaling ketergantungan diantara unsur-unsur dari suatu sistem sosial, sebagaimana halnya anggota tubuh manusia saling tergantung satu sama lain.
d.      Kekuasaan
Kemampuan suatu aktor sosial (individu, group, organisasi) mengerahkan pihak lain untuk melaksanakan keinginannya , atau menjamin memperoleh manfaat dari tindakan pihak lain.
e.      Kebudayaan
Bahasa, norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, pengetahuan, dan simbol-simbol yang membangun suatu “cara hidup”.

Kelima konsep dasar sosiologi tersebut dapat dianalisis pada lima paras yang berbeda yaitu:
1.       Aras masyarakat (yang sangat abstrak): studi pada saras ini disebut sosiologi makro karena mengkaji suatu organisasi sosial terbesar yaitu masyarakat.
2.       Aras organisasi sosial: studi semua organisasi sosial mulai dari yang terbesar (masyarakat) sampai yang terkecil (kelompok duaan atau dyad).
3.       Aras institusi(sistem kelembagaan): studi terpumpun pada pola-pola keluarga, sekolah, pemerintah, militer, pengadilan, agama, dan ekonomi.
4.       Aras mikro: studi dunia mikro dari dunia interaksi tatap muka, yaiyu bagaimana tindakan individual dalam hubungan dengan individu lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
5.       Aras masalah sosial: studi masalah-masalah sosial dalam masyarakat, misalnya ketidakmerataan, kemiskinan, dan perpecahan keluarga.
Kelima konsep dasar sosiologi tersebut dimaksudkan untuk menangkap “fakta sosial”.
Dalam hal batasan dan pendekatan untuk menangkap fakta sosial para sosiolog terbagi kedalam dua kutub, yaitu kutub obyektivis dan kutub subyektivis. Kutub obyektivis dipelopori oleh Emile Durkheim yang mendefinisikan fakta sosial sebagai kumpulan tindakan-tindakan sosial individual yang dapat diukur secara empiris dan secara positif dinyatakan suatu angka (rate) sosial, misalnya angka bunuh diri, angka kejahatan, dan lain-lain. Penjelasan tentangsuatu fakta sosial menurut Durkheim harus dikaitkan dnegan fakta sosial lain yang  mendahuluinya. Demikianlah fakta sosial tentang kemiskinan(ukuran tingkatan pendapatan) petani misalnya diterangkan sebagi akibat dari fakta sosial lain yaitu keterbatasan modal (ukuran: luas pemikikan sawah). Pendekatan ini dalam sosiologi kemudian dikenal dengan pendekatan kuantitatif yang bersifat positivistik.




Referensi : Kolopaking, Lala M. 2003. Sosiologi Umum. Bogor: IPB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar