Rabu, 07 Desember 2016

Keterampilan berbahasa



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, yang merupakan catur tunggal. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tudak langsung.
Mengenal indonesia pasti mengenal dengan bahasanya. Bahasa Indonesia merupakan satu kesatuan bahasa yang menggabungkan satu daerah dengan daerah yang lain. Tidak  jarang pula bahwa masyarakat Indonesia mengerti bahasa Indonesia dengan baik karena apa , karena banyak bahasa baru yang bermunculan baik dari Negara luar maupun dari dalam.
Keterampilan berbasaha mencangkup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Keterampilan menyimak dan membaca merupaka dua kemampuan berbahasa bersifat aktif preseftip. Dalam berkumonikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang berbeda. Orang yang memiliki keterampilan berbahaa secara optimal setiap tujuan komunikasinya dapat dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang yang meimilki tingkatan keterampilan berbahasa yanh sangat lemah sehinnga bukan tujuannya yang tercapai tetapi malah terjadi kesalahpahaman.
Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman terhadap pembicara yang dilakukan.

B.       Rumusan Masalah
Dari batasan masalah tersebut, kemudian kami rumuskan permasalahan yaitu apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa, jenis-jenis keterampilan berbahasa, manfaat keterampilan berbahasa, dan aspek-aspek keterampilan berbahasa.
C.       Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sekaligus memahami keterampilan berbahasa dan untuk  memenuhi tugas dari dosen.


BAB II
PEMBAHASAN
            Keterampilan merupakan suatau talenta dari yang maha kuasa. Sebagian orang menyadari akan keterampilan yang dimilikinya, akan tetapi sebagian lagi belum atau tidak menyadari keterampilan dalam dirinya sendiri. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna.
            Pengertian keterampilan menurut para ahli yang dikutip dari situs duniapelajar.com
1.       Gordon (1994 )
Keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam mengoprasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Definisi ini mengarah pada aktivitas pesikomotor.
2.      Dunette (1976)
Keterampilan berarti mengembangkan pengetahuan yang didapatkan melalui training dan pengalaman dengan melaksanakan beberapa tugas.
3.      Nadler (1986)
Keterampilan harus dilakukan dengan praktek sebagai pengembangan aktivitas
4.      Robbins (2000)
Keterampilan di bagi menjadi 4 kategori yaitu :
1.      Basic Literacy Skill : keahlian dasar yang sudah pasti yang harus dimiliki oleh setiap orang seperti membaca, menulis, berhitung serta mendengarkan
2.      Technical Skill : keahlian secara teknis yang didapat melalui pembelajaran dalam bidang teknik seperti mengoprasikan computer,dan alat digital lainnya
3.      Interpersonal Skill : keahlian setiap orang dalam melakukan komunikasi satu sama lain seperti mendengar seseorang, member pendapata dan bekerja secara tim.
4.      Problem solving : keahlian seseorang dalam memecahkan masaslah dengan menggunakan logikanya.
Dikutip dari situs sarjanaku.com. Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27)

1.        Pengertian Keterampilan Berbahasa

       Pengirim pesan aktif memilih pesan yang akan disampaikan, memformulasikannya dalam wujud lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan. Proses demikian disebut proses encoding. Kemudian, lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan tersebut disampaikan kepada penerima. Selanjutnya, si penerima pesan aktif menerjemahkan lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan tersebut menjadi makna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh. Proses tersebut disebut proses decoding. Jadi, kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut harus sama-sama memiliki keterampilan, yaitu pengirim harus memiliki keterampilan memilih lambang-lambang (bunyi atau tulisan) guna menyampaikan pesan, dan si penerima harus terampil memberi makna terhadap lambang-lambang (bunyi atau tulisan) yang berisi pesan yang disampaikan.
        Dalam komunikasi, si pengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak dengan menggunakan lambang-lambang berupa bunti-bunyi bahasa yang diucapkan. Dengan kata lain dalam proses encoding si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi yang diucapkan. Selanjutnya, pesan yang diformulasikan dalam wujud bunyi-bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima. Aktivitas tersenut biasa kita kenal dengan istilah berbicara. Di pihak lain, si penerima melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi lisan tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah mendengarkan (menyimak).
Ada pula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-lambang berupa tulisan. Dalam proses encoding, si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan istilah menulis. Kemudian, si penerima dalam proses decoding berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis itu sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah membaca. Dikutip dari situs kiswantasri.blogspot.co.id.
Ketrampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk di kuasai setiap orang. Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Tidak dapat di pungkiri bahwa ketrampilan berbahasa ialah salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.

2.      Jenis – Jenis Keterampilan Berbahasa 

Dikutip dari situs sarjanaku.com. Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
A. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif.
a.              Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantuan melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.
b.             Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.


Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
  • Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
  • Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
  • Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
  • Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
  • Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns).



   2. Keterampilan Berbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif.
a.    Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara.
b.    Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
c.         Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
·          Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
·            Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
·          Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
·          Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
·          Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.

3.    Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;
·         Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
  • Mengenal kosakata.
  • Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan  gagasan utama.
  • Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari   konteks tertulis.
  • Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
4.    Keterampilan Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis. 
  • Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
  • Memilih kata yang tepat.
  • Menggunakan bentuk kata dengan benar.
  • Mengurutkan kata-kata dengan benar.
  • Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
3.    Manfaat Keterampilan Berbahasa
        
Dapat dibayangkan apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita.
Jangankan tidak memiliki kemampuan, seperti yang dikemukakan di atas, kitapun akan mengalami apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki tergolong rendah. Sebagai guru, kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau dipihak lain para siswa akan mengalami kesulitan menangkat pelajaran yang kita sampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara yang kta miliki tidak memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak dapat memperoleh pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki keterampilan membaca yang memadai.
Banyak contoh lain yang menunjukkan betapa pentingnya keterampilan berbahasa dalam kehidupan. Bagi seorang menajer misalnya, keterampilan berbicara memegang peran penting. Ia hanya bisa mengelola karyawan di departemen atau organisasi yang dipimpinnya apabila ia memilki keterampilan berbicara. Kepemimpinannya akan berhasil bila didukung pula oleh keterampilan mendengarkan, membaca, dan juga menulis yang berkaitan dengan profesinya. Sebaliknya, jabatan sebagai seorang manajer tidak akan pernah dapat diraih apabila yang bersangkutan tidak dapat meyakinkan otoritas yang berkaitan melalui keterampilannya berbicara dan menulis.
              Profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat, pemasaran/penjualan, politik, hokum (jaksa, hakim, pengacara) adalah contih-contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan berbahsam baik berbicara, menyimak, menulis, dan membaca.
4.    Aspek Keterampilan Berbahasa

Dikutip dari situs  kiswantasri.blogspot.co.id. bahwa ada beberapa aspek keterampilan berbahasa, antara lain sebagai berikut ;

1.        Ketrampilan menyimak (listening skills)
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.Menyimak merupakan proses rohaniah.


2. Ketrampilan berbicara (speaking skills)
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Adapun Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.

3. Ketrampilan membaca (reading skills)
        Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.

4. Ketrampilan menulis (writing skills)
Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan bertbahasa yang lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.











BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Keterampilan berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.
Keterampilan berbahasa terbagi kedalam 4 aspek :
1.      Keterampilan membaca
2.      Keterampilan menyimak
3.      Ketermpilan berbicara
4.      Keterampilan menulis   
Dengan menguasai keterampilan berbahasa yang meliputi 4 aspek di atas, kita akan mampu bersikap dan bertindak ilmiah, yang mana hal tersebut bagi kaum terpelajar sangat penting untuk dimiliki. 
Mengetahui permasalahan-permasalan yang ada dalam keterampilan dalam berbahasa akan memberikan motivasi kepada kita untuk mempelajari solusi dari permasalahan tersebut untuk menutupi kekurangan yang ada.
B.       Saran
Saran yang dapat kami berikan kepada pengajar dan pelajar adalah akan lebih baik jika guru mulai menggunakan maupun menggunakan tehnik-tehnik pembelajaran yang ada. Gunanya adalah proses belajar mengajar dikelas tidak monoton.sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan menarik. Selain itu menggunakan tehnik pembelajaran yang berbeda-beda memberi kesempatan kepada pembelajar untuk lebih berekspresi lagi.
Pembelajar sering berlatih lagi dalam berbicara guna melancarkan pelafalan mereka dalam berbicara dan dalam mengamukakan pemikiran mereka.
DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar