BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Keterampilan
berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan
tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, yang merupakan catur tunggal.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tudak langsung.
Mengenal indonesia pasti mengenal dengan bahasanya. Bahasa Indonesia
merupakan satu kesatuan bahasa yang menggabungkan satu daerah dengan daerah
yang lain. Tidak jarang pula bahwa
masyarakat Indonesia mengerti bahasa Indonesia dengan baik karena apa , karena
banyak bahasa baru yang bermunculan baik dari Negara luar maupun dari dalam.
Keterampilan berbasaha mencangkup keterampilan menyimak, keterampilan berbicara,
keterampilan menulis, dan keterampilan membaca. Keterampilan menyimak dan
membaca merupaka dua kemampuan berbahasa bersifat aktif preseftip. Dalam
berkumonikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita miliki
meskipun setiap orang memiliki tingkatan atau kualitas yang berbeda. Orang yang
memiliki keterampilan berbahaa secara optimal setiap tujuan komunikasinya dapat
dengan mudah tercapai. Sedangkan bagi orang yang meimilki tingkatan
keterampilan berbahasa yanh sangat lemah sehinnga bukan tujuannya yang tercapai
tetapi malah terjadi kesalahpahaman.
Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak
atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara
alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman
terhadap pembicara yang dilakukan.
B.
Rumusan Masalah
Dari batasan masalah tersebut, kemudian kami rumuskan
permasalahan yaitu apa yang dimaksud dengan keterampilan berbahasa, jenis-jenis
keterampilan berbahasa, manfaat keterampilan berbahasa, dan aspek-aspek
keterampilan berbahasa.
C.
Tujuan
Tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sekaligus memahami keterampilan
berbahasa dan untuk memenuhi tugas dari
dosen.
BAB II
PEMBAHASAN
Keterampilan merupakan
suatau talenta dari yang maha kuasa. Sebagian orang menyadari akan keterampilan
yang dimilikinya, akan tetapi sebagian lagi belum atau tidak menyadari
keterampilan dalam dirinya sendiri. Keterampilan adalah kemampuan seseorang
dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna.
Pengertian keterampilan
menurut para ahli yang dikutip dari situs duniapelajar.com
1.
Gordon (1994 )
Keterampilan merupakan sebuah kemampuan
dalam mengoprasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Definisi ini
mengarah pada aktivitas pesikomotor.
2.
Dunette (1976)
Keterampilan berarti
mengembangkan pengetahuan yang didapatkan melalui training dan pengalaman
dengan melaksanakan beberapa tugas.
3.
Nadler (1986)
Keterampilan harus
dilakukan dengan praktek sebagai pengembangan aktivitas
4.
Robbins (2000)
Keterampilan di bagi
menjadi 4 kategori yaitu :
1.
Basic Literacy Skill :
keahlian dasar yang sudah pasti yang harus dimiliki oleh setiap orang seperti membaca,
menulis, berhitung serta mendengarkan
2.
Technical Skill :
keahlian secara teknis yang didapat melalui pembelajaran dalam bidang teknik
seperti mengoprasikan computer,dan alat digital lainnya
3.
Interpersonal Skill :
keahlian setiap orang dalam melakukan komunikasi satu sama lain seperti
mendengar seseorang, member pendapata dan bekerja secara tim.
4.
Problem solving :
keahlian seseorang dalam memecahkan masaslah dengan menggunakan logikanya.
Dikutip dari
situs sarjanaku.com. Menurut
Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas,
mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara
yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27)
1.
Pengertian Keterampilan Berbahasa
Pengirim
pesan aktif memilih pesan yang akan disampaikan, memformulasikannya dalam wujud
lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan. Proses demikian disebut proses encoding. Kemudian, lambang-lambang berupa bunyi atau tulisan tersebut disampaikan
kepada penerima. Selanjutnya, si penerima pesan aktif menerjemahkan lambang-lambang
berupa bunyi atau tulisan tersebut menjadi makna sehingga pesan tersebut dapat
diterima secara utuh. Proses tersebut disebut proses decoding. Jadi, kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut harus
sama-sama memiliki keterampilan, yaitu pengirim harus memiliki keterampilan
memilih lambang-lambang (bunyi atau tulisan) guna menyampaikan pesan, dan si
penerima harus terampil memberi makna terhadap lambang-lambang (bunyi atau tulisan)
yang berisi pesan yang disampaikan.
Dalam
komunikasi, si pengirim mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan,
fakta, kehendak dengan menggunakan lambang-lambang berupa bunti-bunyi bahasa
yang diucapkan. Dengan kata lain dalam proses encoding si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk-bentuk bahasa yang berupa
bunyi-bunyi yang diucapkan. Selanjutnya, pesan yang diformulasikan dalam wujud
bunyi-bunyi (bahasa lisan) tersebut disampaikan kepada penerima. Aktivitas
tersenut biasa kita kenal dengan istilah berbicara. Di pihak lain, si penerima
melakukan aktivitas decoding berupa pengubahan bentuk-bentuk bahasa yang berupa bunyi-bunyi lisan
tersebut kembali menjadi pesan. Aktivitas tersebut biasa kita sebut dengan
istilah mendengarkan (menyimak).
Ada pula pengirim menyampaikan pesan itu dengan menggunakan lambang-lambang
berupa tulisan. Dalam proses encoding, si pengirim mengubah pesan menjadi
bentuk-bentuk bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Aktivitas
tersebut biasa kita sebut dengan istilah menulis. Kemudian, si penerima dalam
proses decoding berupaya memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis itu sehingga
pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas tersebut kita kenal dengan istilah
membaca. Dikutip dari situs kiswantasri.blogspot.co.id.
Ketrampilan
berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk di kuasai setiap orang. Dalam
suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara
berkomunikasi. Tidak dapat di pungkiri bahwa ketrampilan berbahasa ialah salah
satu unsur penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi.
2. Jenis –
Jenis Keterampilan Berbahasa
Dikutip dari situs sarjanaku.com. Sehubungan dengan
penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan
(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
A. Keterampilan Menyimak
A. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan
memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti
bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya.
Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan
melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu
kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini
secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam
upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam
mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi
mendengarkan secara non interaktif.
a.
Mendengarkan secara interaktif
terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis
dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantuan melakukan
aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang
apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat.
b.
Kemudian contoh situasi-situasi
mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah
atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan
nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara,
tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro
yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu
pendengar harus;
- Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
- Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
- Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
- Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
- Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns).
2. Keterampilan
Berbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara
secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif,
semiaktif, dan noninteraktif.
a.
Situasi-situasi berbicara
interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang
memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga
memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal
lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara.
b.
Kemudian ada pula situasi berbicara yang
semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam
situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap
pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah
dan bahasa tubuh mereka.
c.
Beberapa situasi berbicara dapat
dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau
televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus
dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
·
Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda
secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
·
Menggunakan tekanan dan nada serta
intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang
diucapkan pembicara.
·
Menggunakan bentuk-bentuk kata,
urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
·
Menggunakan register aau ragam
bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari
hubungan antar pembicara dan pendengar.
·
Berupaya agar kalimat-kalimat untama
jelas bagi pendengar.
3.
Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis.
Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki
tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca
dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah;
·
Mengenal sistem tulisan yang
digunakan.
- Mengenal kosakata.
- Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
- Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
- Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
4.
Keterampilan Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan
menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang
paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena
menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang
teratur.
Berikut ini
keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis.
- Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
- Memilih kata yang tepat.
- Menggunakan bentuk kata dengan benar.
- Mengurutkan kata-kata dengan benar.
- Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
3. Manfaat
Keterampilan Berbahasa
Dapat dibayangkan
apabila kita tidak memiliki kemampuan berbahasa. Kita tidak dapat mengungkapkan
pikiran, tidak dapat mengekspresikan perasaan, dan tidak dapat melaporkan
fakta-fakta yang kita amati. Di pihak lain, kita tidak dapat memahami pikiran,
perasaan, gagasan, dan fakta yang disampaikan oleh orang kepada kita.
Jangankan tidak
memiliki kemampuan, seperti yang dikemukakan di atas, kitapun akan mengalami
apabila keterampilan berbahasa yang kita miliki tergolong rendah. Sebagai guru,
kita akan mengalami kesulitan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para
siswa bila keterampilan berbicara yang kita miliki tidak memadai atau dipihak
lain para siswa akan mengalami kesulitan menangkat pelajaran yang kita
sampaikan secara lisan karena keterampilan berbicara yang kta miliki tidak
memadai atau karena kemampuan siswa rendah dalam mendengarkan. Begitu juga
pengetahuan dan kebudayaan tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan
tidak akan dapat disampaikan dengan sempurna, bahkan tidak akan dapat
diwariskan kepada generasi berikutnya apabila kita tidak dapat memperoleh
pengetahuan yang disampaikan para pakar apabila kita tidak memiliki
keterampilan membaca yang memadai.
Banyak contoh lain
yang menunjukkan betapa pentingnya keterampilan berbahasa dalam kehidupan. Bagi
seorang menajer misalnya, keterampilan berbicara memegang peran penting. Ia
hanya bisa mengelola karyawan di departemen atau organisasi yang dipimpinnya
apabila ia memilki keterampilan berbicara. Kepemimpinannya akan berhasil bila
didukung pula oleh keterampilan mendengarkan, membaca, dan juga menulis yang
berkaitan dengan profesinya. Sebaliknya, jabatan sebagai seorang manajer tidak
akan pernah dapat diraih apabila yang bersangkutan tidak dapat meyakinkan
otoritas yang berkaitan melalui keterampilannya berbicara dan menulis.
Profesi-profesi di bidang hubungan masyarakat,
pemasaran/penjualan, politik, hokum (jaksa, hakim, pengacara) adalah
contih-contoh bidang pekerjaan yang mensyaratkan dimilikinya keterampilan
berbahsam baik berbicara, menyimak, menulis, dan membaca.
4. Aspek Keterampilan Berbahasa
Dikutip dari situs kiswantasri.blogspot.co.id. bahwa ada
beberapa aspek keterampilan berbahasa, antara lain sebagai berikut ;
1.
Ketrampilan menyimak (listening
skills)
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan
yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar
mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa
pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses
yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya
proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat
disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami
apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.Menyimak merupakan proses rohaniah.
2.
Ketrampilan berbicara (speaking skills)
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara
secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif,
semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya
percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan
adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan
kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara,
memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi
berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara
langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi
terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari
ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Adapun Beberapa situasi berbicara dapat
dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau
televisi.
3. Ketrampilan
membaca (reading skills)
Membaca merupakan salah
satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif.
Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki
tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca
dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
4. Ketrampilan menulis (writing skills)
Menulis merupakan salah satu jenis
keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat
dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis
keterampilan bertbahasa yang lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar
menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan
menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keterampilan berbahasa merupakan hal yang penting bagi seorang pelajar
khususnya, karena dengan menguasai keterampilan berbahasa seseorang akan lebih
mudah dalam menangkap pelajaran dan memahami suatu maksud.
Keterampilan
berbahasa terbagi kedalam 4 aspek :
1.
Keterampilan
membaca
2.
Keterampilan
menyimak
3.
Ketermpilan
berbicara
4.
Keterampilan
menulis
Dengan menguasai
keterampilan berbahasa yang meliputi 4 aspek di atas, kita akan mampu bersikap
dan bertindak ilmiah, yang mana hal tersebut bagi kaum terpelajar sangat
penting untuk dimiliki.
Mengetahui
permasalahan-permasalan yang ada dalam keterampilan dalam berbahasa akan
memberikan motivasi kepada kita untuk mempelajari solusi dari permasalahan
tersebut untuk menutupi kekurangan yang ada.
B.
Saran
Saran yang dapat kami
berikan kepada pengajar dan pelajar adalah akan lebih baik jika guru mulai
menggunakan maupun menggunakan tehnik-tehnik pembelajaran yang ada. Gunanya
adalah proses belajar mengajar dikelas tidak monoton.sehingga tercipta suasana
belajar yang menyenangkan dan menarik. Selain itu menggunakan tehnik
pembelajaran yang berbeda-beda memberi kesempatan kepada pembelajar untuk lebih
berekspresi lagi.
Pembelajar sering berlatih
lagi dalam berbicara guna melancarkan pelafalan mereka dalam berbicara dan
dalam mengamukakan pemikiran mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar