Perkembangan Desa
Terate di Era modernisasi
Indonesia merupakan bangsa yang unik,
negara multikultural yang terdiri dari berbagai macam bahasa, adat, kebudayaan,
suku dan agama. Dari segi geografis Indonesia merupakan negara yang diapit oleh
dua benua yaitu benua Australia dan Asia dan oleh dua samudera yaitu samudera
hindia dan samudera pasifik dan dilalui oleh garis mediterian yang sekaligus dilalui oleh garis khatulistiwa yang
menyebabkan indonesia mempunyai kesuburan tanah.
Seiring dengan perkembangan zaman
Indonesia sekarang sudah melakukan perkembangan pembanguan termasuk sudah ada
di pedesaan. Desa merupakan suatu kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.[1]
Yang akan saya jelaskan adalah Desa Terate yang berada pada Kecamatan
Kramatwatu Kabupaten Serang Banten. Desa Terate merupakan desa yang awal
terjadinya dan tumbuhnya merupakan desa perikanan dan pelayaran. Nelayan disana
merupakan nelayan yang sudah mengenal teknologi pelayaran dengan hal itu
nelayan disana bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan yang lebih banyak. Hal itu didukung dengan adanya tempat pelelangan
ikan yang bertujuan untuk memudahkan para nelayan menjual ikan hasil tangkapan tersebut.
Di lelang tersebut banyak para pembeli ikan yang dihasilkan para nelayan untuk dijual kepada para ibu rumah tangga
dikampung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
di Desa Terate selain ikannya dijual mentah ikan juga diasinkan lalu
dikeringkan atau lebih dikenal dengan istilah “gesek” baik untuk kebutuhan
pribadinya maupun untuk dijual. Ada juga yang sudah mengembangkannya dengan
ternak ikan atau disebut dengan “empang” untuk dijual atau dirental untuk
pemancingan ikan.
Selain dari hasil laut Desa terate juga
mempunyai potensi persawahan namun hanya sebagian kecil yang menggelutinya
karena lahan yang tidak luas, ditambah lagi dengan banyaknya para pendatang
yang membuat daerah tanah persawahan beralih fungsi menjadi tempat tinggal atau
rumah dan ditambah lagi dengan banyaknya pabrik yang berdiri sehingga mata
pencaharian desa terate sangat kompleks dan beragam. Semua itu akibat dari
dampak modernisasi. Memang banyak keuntungan yang didapat dari modernisasi
dengan perkembngan Desa dalam sektor ekonomi. Namun seringkali para masyarakat
mengabaikan keseimbangan alam. ini bukan hanya permasalahan yang ada di desa
khususnya permasalahan ini merupakan masalah yang sering kali dialami oleh bangsa
Indonesia secara keseluruhan. Selain yang tadi mata pencaharian warga desa
terate juga sebagai karyawan, guru, pedagang, dan lain sebgainya namun yang
paling dominan adalah nelayan.
Perkembangan dari sektor sosial budaya di desa
Terate adalah dengan terlihatnya interaksi para warga yang baik. Interaksi
sosisal sendiri diartikan oleh Gillin dan Gillin (1954) adalah
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang
perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antar orang-perorangan
dengan kelompok manusia.[2] Selain
interaksi yang baik mereka saling hidup rukun dan mampu bekerjasama di
masarakat misalkan dalam bergotong royong, acara masyarakat seperti isra’
miraj, pengajian dll itu juga termasuk dalam kebudaaannya karena disana masih
sangat lekat dengan tradisi keagamaannya ditandai dengan banyaknya para kiai
dan para ustad. Selain tradisi atau kebudayaan yang diciptakan dari keagamaan disana juga terdapat “kendang” yaitu
perkumpulan alat musik yang digunakan saat acara pernikahan yang berfungsi
untuk ngarak pengantin, biasanya dibarengi dengan adanya pencak silat sebagai
pembukaan.
Pendidikan memang salah satu tolak ukur
dari kemajuan suatu daerah karena dari pendidikan itu orang akan mempunyai pikiran
kritis, kreatif dan inovatif yang akan menyumbang pikiran yang peduli terhadap
lingkungannya sehingga akan menjadikan Desa itu eksis dan dinamis yang tidak
tertinggal zaman yang bisa mengikuti
perubahan global.
Pendidikan di desa Terate sudah
mengalami banyak perkembangan dan sudah mengalami kemajuan walaupun tidak
secara keseluruhan. Pendidikan disana mulai dari tingkat SD, SMP, SMA maupun
tingkat perguruan tinggi namun tidak semua sampai melanjutkan ke perguruan
tinggi disana sudah mencapai tingkat SMA. Disana juga banyak yang mnyekolahkan
anaknya ke jenjang pendidikan non formal seperti pesantren karena memang disana
sangat memperhatikan agama.
Keadaan politik disana menggunakan
sistem demokrasi dalam pemilihan kepala desanya yang berpusat pada
tengah-tengah desa tersebut agar semua warga bisa menjangkaunya lebih mudah.
Dan kantor desa berpusat di kampung Krandan yang saat ini keadaan kantor
tersebut masih dibilang baru. Itu juga
menandakan bahwa sudah adanya perkembangan yang menuju kearah pemerintahan yang
dinamis, yang merupakan salah satu terbentuknya lembaga sosial. Social
institution adalah “suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan yang
mempertahankan nilai-niai yang penting”. Kelembagaan itu sendiri bertujuan
untuk mengatur antar hubungan yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan manusia
yang paling penting (Polak, 1966).[3]
Pemilihan desa tersebut dipilih secara langsung oleh masyarakat, dan dihadiri
langsung oleh para calon kepala desa. Itu merupakan hal yang membedakan antara
desa dengan kelurahan yang ada di perkotaan.
Perkembangan di desa juga harus di
barengi dengan lingkungan keberlanjutan dengan ditandainya ekosistem yang
stabil tanpa merusak lingkungan yang lain. Tentu saja perkembangan desa dalaam
prosesnya banyak ditemukan masalah diantaranya adalah :
1.
Aspek Sosial yaitu
masih lemahnya kesadaran masyarakat terdapat ancaman kerusakan lingkungan
pesisir dan laut, masih rendahnya
keterlibatan dan kemampuan masyarakat lokal untuk berpartisipasi secara aktif
dan diberdayakan dalam berbagai upaya pelestarian lingkungan serta dalam
perencanaan dan proses pengambilan keputusan dan persoalan sumberdaya kelautan.
2. Aspek
Ekonomi yaitu belum dilaksanakannya secara optimal dan berkelanjutan kegiatan
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perairan laut karena keterbatasan modal,
sarana produksi, pengethuan dan keterampilan, serta faktor eksternal seperti
keterbatasan pelayanan dan penyediaan fasilitas pemerintah, masih perlunya
ditingkatkan secara lebih terpadu koodinasi dalam penyusunan perencanan dan
pengambilan keputusan oleh instansi-instansi pemerintah daerah yang berkaitan
dengan pembangunan peraturan laut.
3. Aspek
Ekologi yaitu masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melindungi, menjaga
keseimbangan dan memantapkan ekosistem pesisir dan laut, sehingga terjadi banyak
pengrusakan hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun untuk kpentingan
jangka pendek
4.
Aspek Administratif
yaitu masih perlunya ditingkatkan koordinasi dan mekanisme administrasi dalam
penyusunan perencannaan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan
sumberdaya perairan laut karena selama ini masih terdapat banyak tumpang tindih
kewenangan dan tanggung jawab diantara lembaga-lembaga pemerintah dan non
pemerintah yang terkait.[4]
Masalah tersebut memang ada dalam
perkembangan pembangunan desa, namun desa Terate sudah sedkitnya mengalami
perkembangannya yaitu bisa dilihat dari yang dijelaskan saya diatas, kantor
kepala desa yang baru, selanjutnya pembanganuan infrastruktur jalan,
pembangunan irigasi air dan sistem pemerintahan yang transparan dan demokrasi.
Perkembangan pembangunan harus
melibatkan partisipasi masyrakat karena masyarkat adalah objek utama dari
pembangunan desa. Alasan dari mengapa masyarakat ikut dilbatkan aktif dalam
pembangunan karena masyarakat dianggap bahwa mereka mengetahui sepenuhnya
tentang dan kepentingannya atau kebutuhan mereka, memahami sesunggunhya tentang
keadaan lingkungan sosial dan masyarakatnya, mampu menganalisis sebab dan
akibat dari berbagai kejadian di masyarakat, mampu merumuskan solusi untuk
mengatasi permaslahan dan kendala yang dihadapi, mampu memanfaatkan sumber daya
pembangunan (SDA, SDM, dana, sarana dan teknologi) yang dimilki untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas dalam rangka mencapai sasaran
pembangunan masyarakatnya yaitu peningkatkan kesejahteraan masyarakat, anggota
masyarakat dengan upaya meningkatkan kemauan dan kemampuan SDM-nya sehingga
dengan berlandaskan pada kepercayaan diri dan keswadayaan yang kuat mampu
mengurangi dan bahkan menghilngkan sebagian besar ketergantungan terhadap pihak
luar.[5]
Banyak ragam cara untuk melakukan
pengembangan masyarakat didesa baik melalui sosialisasi, pelatihan, mengenali
potensi dasar yang dimiliki oleh warganya dan yang pastinya dari semua itu
harus mampu mengimplementasikannya dalam masyarakat sehingga mayarakat
mempunyai berbagai macam potensi yang dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan oleh
kebutuhan desa Terate sendiri. Antara partisipasi masyarakat dan pemerintah
harus mampu bekerjasama agar tujuan bisa tercapai baik dalam ruang lingkup
daerah atau lebih tepatnya adalah desa dan lebih umumnya adalah dalam ruang
lingkup Nasional yang mampu bersaing dalam lingkup global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar